Selamat malam sahabat young gals. Long time no post. Harap maklum kehidupannya pelajar di jenjang kelas 3 SMA yang masa kelas 1 dan 2nya habis untuk bermain-main memang lumayan berat. Karena untuk mengingat materi pelajaran aja sudah lumayan sulit ditambah lagi baru memulai memahami materi. Hihihihi. Nggak ada guna lagi penyesalan, sekarang bagaimana caranya memanfaatkan waktu yang sisa 15 hari ini untuk memersiapkan ujian nasional lebih maksimal lagi. K. Cukup curhatnya.
Kali ini Miran nggak ingin curhat tentang lelahnya jadi
siswi kelas 3 SMA. Nggak juga ingin curhat masalah hati. Tapi Miran
kepengin sama teman-teman diskusi bareng. Tentang apa yang biasanya kita sebut
ketua atau pemimpin. Well, pastinya suatu saat kita akan memimpin entah sedikit
orang atau banyak orang. Ya menurutku, semua orang akan diberi kesempatan untuk
melakukan hal tersebut ketika dia mulai masuk ke dalam masyarakat, atau bahasa
gaulnya dalam sosiologi adalah ketika seseorang memasuki tahap game stage.
Awkaaays, mari kita bahas lebih lanjut. Tapi sebelum Miran
memulai membahas topik diskusi ini panjang lebar, luas keliling, dihitung
semua. Miran mau kalian mulai memikirkan seorang pemimpin apakah
Anda? Pemimpin yang bagaimana kah Anda? Kalau sudah, Miran akan mulai
diskusinya. Tapi kalau belum, Miran akan kasih contoh, misalnya saja kalian
beranggapan bahwa kalian seorang ketua kelas, yang tegas, rada galak, dan disegani
teman-teman kelas. Ya kalian nggak perlu menyesuaikan pemikiran kalian tersebut
dengan kenyataan yang ada. Kalian ingin menjadi seorang direktur perusahaan
terkenal pun nggak masalah. Ngerti ya? Oke, cusss kita mulai diskusinya.
Mungkin di antara kalian yang membaca sekarang ada yang
memang menjadi seorang pemimpin. Entah seorang ketua kelas, ketos, ketua geng
motor, geng mobil, geng truck, atau geng apa pun itu. Kalau Miran artikan pemimpin
adalah orang yang memiliki anak buah sebagai alatnya untuk mencapai tujuan
bersama. Tentu saja ini makna pemimpin dengan cara pandang yang sangat sempit.
Secara simple pemimpin atau yang kerennya disebut leader ini
memang orang-orang yang punya kemampuan menggerakan orang lain atau paling
tidak dia memiliki pengikut/memiliki orang-orang di belakang sebagai alat
pendukungnya mencapai sebuah tujuan. Ya, leader adalah dia yang berada di
depan. Seperti yang sudah Miran sampaikan di awal, kalau kita semua punya
kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pemimpin dan kita adalah calon
pemimpin di masa depan. So, apa persiapan kita untuk meraih kesempatan
tersebut?
Kita harus tau dulu nih, seperti apa seorang pemimpin yang
baik itu. Sesederhana syarat seorang pemimpin adalah yang amanah, dapat
dipercaya, bertanggung jawa, and so on. Tapi apakah mudah untuk menjadi
seseorang yang amanah? Mudah untuk meyakinkan orang banyak bahwa “Yes, you can
trust me.” dan mejadi seorang yang sadar dengan kewajiban-kewajibannya?
Menurut hasil searching mbah google, ada tujuh sifat dalam
kepemimpinan yang fundamental, yaitu percaya diri, inisiatif, energy,
menentukan sikap dengan tepat waktu, kejernihan berpikir, kegigihan, dan
keberanian.
Sifat pertama,
percaya diri ini cukup berperan dalam menciptakan kepercayaan dari orang lain. Semua
berawal dari diri kita sendiri, ketika kita tidak percaya dengan kemampuan kita
bagaimana orang lain dapat percaya. Tentu saja kepercayaan diri disini harus
dilandasi dengan ilmu, kemampuan, pengalaman yang cukup pula.
Yang kedua, inisiatif. Hal ini sangat penting karena stang
motor nggak akan ada gunanya kalau gas tidak digunakan. Sama seperti sebuah badan atau organisai kalau hanya menunggu ide-ide dari anggota badan tanpa inisiatif dari
pemimpin nggak akan tercapai tujuannya.
Yang ketiga, energy. Seorang pemimpin itu harus selalu
semangat dan jadi sumber energy para pengikutnya. Kalau pengikutnya tidur
delapan jam sehari, karena pemimpin banyak energy-nya dia bisa tidur hanya
empat jam sehari. Ya gitu kira-kira penjelasan simplenya.
Yang keempat, menentukan sikap dengan tepat waktu. Mungkin untuk
hal in maksudnya, seorang pemimpin harus peka kapan dia serius, kapan bercanda.
Simplenya seperti ini lah, misalnya pemimpin sebuah perusahaan terpaksa mem-phk
karyaannya, tapi sebelum menyampaikan keputusannya si pemimpin cerita betapa
bahagia dirinya karena anak kucingnya lahir. Yeah, pemimpin kadang juga harus
pakai perasaan.
Yang kelima, kejernihan berpikir. Ya hal ini berkaitan
dengan sifat keempat, karna seorang pemimpin perlu pakai perasaan juga maka
dari itu pemimpin harus memiliki kejernihan berpikir. Jangan kayak teori
seorang perempuan yang katanya 99% perasaan 1% logika itu. (Bukan, bukan sedang
mendiskriminasi perempuan. Ini hanya contoh).
Paling tidak seorang pemimpin harus dapat berpikir logis,
menimbang-nimbang kemungkinan, mengambil keputusan, dan dapat mencapaikan apa
yang ia pikirkan tersebut secara lisan maupun tulisan.
Yang keenam, kegigihan. Demi mencapai suatu tujuan memang
butuh suatu proses panjang melelahkan. Oleh sebab itu, seorang pemimpin wajib memiliki
sifat ini dan bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan dapat menularkannya
pada para pengikutnya.
Yang terakhir, keberanian. Sifat yang akan mendukung seorang
pemimpin untuk mengambil sebuah keputusan. Karena tanpa sifat ini seorang
pemimpin hanya akan dihantui dengan keraguan.
Well done, membahas syarat menjadi seorang pemimpin. Mudah
kan ya syaratnya? Karena Miran percaya bahwa para pemimpin itu diciptakan bukan
dilahirkan.
Diawal tadi, Miran mengajak teman-teman untuk memikirkan sosok pemimpin apa dan seperti apa kalian. Sekarang bagaimana kalau kita mulai belajar jadi pemimpin, bukan seorang pemimpin sebuah perusahaan atau bahkan suatu negara, tapi diri kita sendiri. Karena masih banyak loh di antara kita
yang sering diperbudak sama mood, keadaan, atau hal ekstrenal lainnya. Padahal,
kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri, untuk mencapai tujuan-tujuan yang
kita buat sendiri. Kalau di masa sekarang kita sudah sukses memimpin diri kita
sendiri, insyaAllah di masa depan kita akan jauh lebih mudah untuk memimpin
orang banyak. Karena hal besar di mulai dari hal yang terkecil. Ayo mulai dari
diri kita sendiri!
Akhir kata, semoga diskusi ini bukan hanya sebuah diskusi
satu arah yang Miran ciptakan, melainkan sebuah interaksi yang bersifat
resiprokal. Karena Miran berharap diskusi ini, bisa jadi gambaran bagaimana
seorang pemimpin dan gambaran apa yang harus kita persiapkan sebagai calon pemimpin
di masa depan. Bukan hanya itu, semoga kita menjadi seorang pemimpin dalan
mencapai tujuan-tujuan baik dan bermanfaat untuk sekitar bahkan dunia.
Well, bagaimana para calon pemimpin masa depan? Perubahan akan kita ciptakan dan sekali lagi mari kita mulai dari diri kita sendiri. ^^9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar