Laman

Jumat, 15 November 2013

'Serius'

Hallo guyssssssss. Long time no post lagi eaaah. Maklumi saja, karena saya yang sudah kelas tiga es em aa ini. Repeat. Ti-ga-es-em-aa ini. Hidupnya cuman tentang rumah-sekolah-tempat bimbel-rumah lagi. Kadang mungkin ke supermarket buat beli es krim. Kadang juga main-main, nongkrong, atau ketawa-ketiwi. Cuman semua itu aku lakukan kalau nggak di sekolah yang di tempat bimbel. Nggak ada waktu buat ngetweet, sekedar update facebook, apalagi lah untuk ngepost yang membutuhkan waktu yang banyak hanya untuk ngetiknya. Sebenarnya, kalau lagi di perjalanan pulang ke rumah suka mikirin mau nulis apa ya di blog. Kangen blogging. Lama nggak blogging. Tapi akhirnya, saya bisa menyisihkan waktu yang banyak ini yang sudah hampir sekarat karena dikudeta sama status yang katanya ‘harus serius belajar’, ‘nggak boleh banyak main’. Ya begitu lah sekilas info aja.


Tapi apakah saya mau curhat tentang waktu yang dikudeta. Nggak. Saya lagi-lagi mau bahas tentang masalah hati. Berat nih ya.

Saya sudah jomblo sekitar dua tahun lebih empat bulanan. Bukan waktu yang sebentar dan hampir dua tahun itu cuman dan hanya aku gunakan untuk mengikuti sebuah proses yang kata temen-temenku itu ‘move on’. Alhamdulillah. Di bilang belum berhasil juga nggak, dibilang berhasil juga nggak. Karena buat aku yang namanya move on akan selalu ada selama masih hidup dan akan selalu aku lakukan tiap hari.

Mungkin, kalau selama dua tahun itu lebih tepatnya proses dari kebiasaan menjadi biasa sampai sekarang. Misalnya, kebiasaan dapat ‘good night’, ‘good morning’ menjadi biasa aja kalau diucapin kayak gitu. Eh…. Nggak gitu juga. Ya banyak hal yang jelas sudah berubah dari dua tahun lalu dan sekarang. Kalau dulu tiap malam kerjaannya mikirin mantan, kalau sekarang mikirin gebetan. Gitu mungkin. Wekekek.._.v

Terus kapan mengakhiri masa jomblo ini? Jujur aja, kalau sekarang itu lagi dalam masa gerah, kesepian, pengin punya pacar, sudah lelah jomblo, pengin bener-bener disebut ‘move on’ sama temen-temen. Hanya saja aku juga nggak mau gegabah. Bukan juga nggak laku. Woooo. Nggak laku, padahal cuman nggak ada yang mau. Ehehehehe.

Sebenarnya banyak yang datang kemudian pergi selama dua tahun ini. Ada yang datang dan tetap menanti sampai aku ingin mendatangi. Ada juga yang datang hanya sekedar untuk menyakiti. Tsaaah. Tapi yang terakhir itu rada jarang. Karena aku orangnya sedikit hati-hati dan juga nggak terlalu suka janji. Bukan nggak terlalu, agak muak sama janji.

Katanya cowok kalau sudah serius itu beneran. Contohnya, waktu dia bilang ‘serius’. (semoga kalian nangkep sinyal kode atau sebuah makna tersirat). Tapi masa lalu bikin aku nggak bisa bedain yang mana serius sama cuman ubar janji. Cuman cari simpati. Cuman nguber empati.

Atau akunya yang terlalu serius sampai mereka yang mikirnya harus serius juga. Sampai-sampai hampir semua lelaki ea pria ea. Ya aku nganggep mereka itu sudah cukup dewasa untuk dipanggil seperti itu lah. Harus juga ‘serius’. Padahal kan nggak juga. Bukan berarti aku cuman mau main-main. Aku mau nyantai tapi jangan terlalu banyak ngumbar janji. Ya biasa aja. Sedangkan sebelum mereka tau perasaanku pun mereka sudah berani buat ngasih janji. Janji loh ya bukan harapan. Duh. Akunya loh aja takut buat berjanji. Nggak peduli seberapa traumanya sama janji. Entah dulu itu karena dijanjiin sama seorang cowok bukan lelaki makanya jadi tertipu. Tapi tetep aja sekarang nggak akan tergiur janji dan semoga juga nggak akan tergiur dengan pacaran. Karena sekali lagi, banyak hal yang belum aku lakukan buat diriku sendiri dan nggak akan aku lakukan ketika kepalaku sudah nggak hanya memikirkan aku. Ya setidaknya sekarang pun aku bisa bebas, bebas menentukan mau kemana, dengan siapa, dan bebas untuk mendengar janji-janji lain. Wkwk.

Semoga terhindar sama sebuah kebahagiaan yang mungkin nggak diridhoi Allah. semoga...

Sekian dulu, mau solat magrib kemudian cus ke gee ooow. Mau ngapelin guru matematika di tempat lesan. Good bye!

sweet smile.


mir

Tidak ada komentar: