Laman

Senin, 18 November 2013

From Miss. Miris



Hallo kenalin guys, namaku Miris. Bukan pemilik laman ini, karena owner lagi asik sama kehidupan nyatanya. Yasudah, dari pada kalian kaget. Kita kenalan aja dulu. Repeat. Namaku Miris. Seperti namaku, kehidupan dan semuanya tentang aku seperti namaku. Miris. Orang terbiasa mengasihaniku tapi maaf aku tidak peduli. Karena mereka nggak pernah tau apa-apa. Toh, mereka yang terlihat bahagia pun ternyata juga menyembunyikan beribu kemirisan. Owner laman ini, misalnya. 

Dulunya namaku nggak semengherankan ini, tapi sesuai keadaan namaku berubah. (Aku bukan bermaksud alay atau mengkuti trend jaman sekarang yang mengubah nama sesuai keadaan hati) Hanya saja orang lain memang lebih sering memanggilku Mir….is akhir-akhir ini.

Aku hidup di lingkungan yang tiap harinya selalu terjadi konflik, entah terlihat maupun nggak. Tapi sehari-harinya selalu ada konflik yang terjadi dalam lingkunganku dan entah kenapa aku merasa puny tanggung jawab untuk menciptakan keadaan damai. Bukan damai, karena aku tau musuh dunia adalah damai. Tapi setidaknya aku bisa menciptaka kondisi dimana kami di dalam lingkungan hidup berdampingan, saling tau tanggung jawab, sampai akhirnya nggak ada pertikaian dan saling dongkol-dongkolan. 

Ada dua sisi dalam lingkunganku ini. Yang pertama mereka yang tidak ingin mengikuti proses dan yang kedua mereka yang selalu mengikuti proses. Keduanya sama-sama memiliki tujuan yang sama, yaitu sukses. Mereka yang masuk dalam golongan pertama bukan sama sekali tidak ingin mengikuti prosess, mereka hanya kurang motivasi, kurang percaya diri, kurang keinginan. Sedangkan mereka yang dalam jalurnya, yang ingin mengikuti proses, yang sabar menghadapi rintangan cuman asik sendiri sama tujuan mereka. Dan aku hanya berdiri di tengah-tengah, mendengarkan si pertama mengeluh tentang keangkuhan, keegoisan, kesombongan si kedua. Sedangkan kedua selalu mengeluh tentang kemalasan, ketidakpedulian, kesemena-menaan di pertama.

Padahal tujuan mereka sama. Hanya saja si pertama ingin lebih santai cuman kelewat santai jadi terkadang menyusahkan si kedua. Padahal tujuan mereka sama. Hanya saja si kedua ingin lebih fokus cuman kelewat fokus jadinya malah blur.

Padahal tujuan mereka sama. Tapi kenapa harus saling sikut, seleding, dan nikung sana-sini. Padahal tujuan mereka sama. Tapi kenapa untuk lari ke gawang yang sama saja susah. Padahal tujuan mereka sama. Mereka bisa rencanakan semuanya sama-sama. Mereka bisa teriak ‘goal’ nantinya sama-sama di depang gawang mereka yang sama.

Mungkin arti kata ‘solid’ sudah mulai bergeser. Mungkin juga arti kata ‘kompak’ sudah mulai hilang dari lingkungan kami. Atau bahkan kata-kata tersebut nggak pernah tumbuh. Mereka hanya peduli diri mereka masing-masing dan ketika mereka saling membutuhkan pun mereka masih akan memikirkan kepentingan mereka masing-masing. Well, aku sadar manusia terlahir dengan sifat egois yang tinggi tapi aku masih bisa menurunkan dan mencoba memerdulikan mereka, walau apa yang aku lakukan pun tak jarang mereka hina di belakangku. Aku tidak begitu peduli.

Namaku Miris. Bukan pemilik laman ini. Hidupku memang miris karena hanya memerhatikan orang sekitar namun tidak pernah diperhatikan. Hidupku memang miris karena hanya ingin sebuah keselarasan di sebuah lingkungan tempat aku hidup namun sering sekali tidak pernah didengarkan. Namuku Miris. Aku hanya ingin berpesan bahwa hidup ini sebentar, jadi lakukan hal-hal atas dasar niat yang baik. Entah dalam proses nantinya ada yang salah, jadikan hal-hal tersebut sebuah pembelajaran. Buat pemilik laman ini, terimakasih untuk kesediaannya memerbolehkan saya menuliskan ini.

Sekali lagi. Namaku Miris. Aku memang terkadang menyebalkan, terkadang caraku menjengkelkan tapi aku hanya ingin sebuah tempat hidup yang nyaman walau aku harus selalu miris.


"because when bad things happen good things fall into place"

miris