Laman

Senin, 17 Desember 2012

Friendzone

"Life is short. There is no time to leave important words unsaid."-Paulo Coelho

Nah... I call this is letter, unspoken letter for you... Absoulutely...

Aku nggak tahu kayak gimana awalnya, tapi aku ngerasa kata-katanya eyang Paulo itu ada benarnya. Karena memendam 3 kata ini itu menyakitkan. Ya, cukup menyakitkan karena kamu tahu kamu nggak akan pernah ngeluarkan 3 kata itu.

"When you love someone,
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love,
Don't ever let it go...
Or you will loose your chance
To make your dreams come true..."

Tapi buat mimpi aja aku takut, yaps aku takut jadiin kamu mimpi karena suatu hal yang entahlah. Now, I fall into deep blue ocean. I don't know how to explain this feeling but its good you know? Ngerasa bahagia waktu ketemu, bisa ngobrol, atau sekedar ketawa bareng dan hal-hal kecil yang bisa made your day. Ini keren. Aku nggak pernah jatuh lagi setelah the story ends, yeah cerita yang dramatic, romantic, pathetic bersama mantanku tersayang. I used to think that all boys were the same. Walaupun, aku beranggapan my-ex is the good one. Sampai akhirnya aku menemukanmu diujung waktuku patah hati..... Well, I found you and something told me that "he's different." Berbeda dari cowok-cowok lain dan juga mantanku itu sendiri. Kalau boleh lebay tapi jujur, kamu yang terbaik yang pernah aku temui. And I believe, I'm sure that yes you are.

Errr. You made me desperately in love. I'm sure. And I'm not kidding. I'm serious. *zoom in zoom out*

Huft. I don't know how it can enter my life. Where and when it happen. Nggak sengaja aja aku kebangun dan aku sadar nah aku sudah jatuh di kamu. Terus aku bingung mesti gimana, karena semakin aku sadar semakin aku ngerasa bersalah sama orang-orang di sekelilingku. That's why I pull myself away from everyone around me. I prefer to be alone for a while. Karena aku butuh waktu buat terbiasa dengan rasa yang awam buatku ini. Kalau boleh milih, aku bakal milih nggak pernah sadar dari koma dan mati rasa ketimbang harus merasakan hal yang entah harus dideskripsikan dengan kata apa.

Seriously, I'm fine with numb. I perfer to feel numb than feel this I don't know how to spell it. EL OU VI I? Aku rasa aku sudah gila, iya aku normal. Tapi bagaimana bisa aku me-nyu-ka-i temanku. Yes, I mean you're my friend, right? Not close enough but we have intensive komunication.

This is the second time of my life, where I fall in love and I don't know what to do. Selain cuman diam, dan cerita sama kertas-kertas karena yang aku tahu, temanmu selalu menyimpan rahasia yang kamu beri tahu dalam otaknya, jadi suatu ketika ketika seorang pembaca pikiran di hadapannya, dia dapat dengan mudah mengetahuinya dan aku benci siul siul godaan yang membuatku akan semakin berdosa.

So, aku bertahan dengan semua ini. Dengan semua perasaan yang nggak tau kapan akan berakhir, dengan perasaan ambigu yang nggak tau terkirim apa nggak, yang nggak tau terbalas atau tidak. Karena itu semua nggak penting, yang penting sekarang aku sama kamu bisa tetap jadi teman. Karena aku percaya, sesuatu yang aku awali dengan keraguan akan aku akhiri dengan keraguan. Maksudku, aku tidak punya cara terbaik untuk mengawali ini, pastinya pun aku nggak akan menemukan cara terbaik untuk mengakhirinya.

Jadi, friendzone waktu Indonesia bagian apa?

Sincerely,

Secret Admirer
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: