Laman

Minggu, 09 September 2012

Ketika Hujan

Sore itu hujan turun, aku rasa tubuhku sudah lelah seharian beraktivitas.
Lalu, aku letakan kepalaku di bantal, aku renggangkan badanku di kasur.
Aku cukup lelah untuk mengingat-ingat sesuatu.
Sampai akhirnya aku pun tertidur pulas bersama turunnya air dari langit di luar kamarku, tanpa teringat akan sesuatu hal.

Kali ini tetap di sore hari, di sore hari yang lainnya, hujan turun dengan derasnya.
Tetesannya sukses membuat tubuhku basah kuyup.
Aku terlalu sibuk mengeringkan tubuh karena aku punya hal lain yang harus aku lakukan sore itu.
Lalu, sampai hujan berhenti pun aku tidak teringat akan sesuatu hal.

Dan kemarin sore, hujan turun dengan derasnya, memadamkan listrik di rumahku.
Ya, saat petir pertama yang ku dengar, petir yang mengingatkanku akan dirimu.
Seraya tertawa karena berhasil membuatku mengingatmu lagi.
Tetesan hujan mulai mengetuk pintu-pintu hati, tapi kenapa pintu kenangan bersamamu yang terbuka.
Kau tau? Hujan selalu punya kunci untuk membuka pintu kenangan bersamamu.

Seandainya kamu tau, aku tidak pernah butuh hujan untuk mengingatmu.
Karena setiap detiknya sel-sel yang berlarian ke otakku selalu mengingatkanku akan dirimu.
Iya, masalahnya aku ingin mengabaikan atau memberi respon mereka.

Petir cintaku mungkin tidak akan pernah menyambar hatimu.
Cintamu untukku mungkin akan berhenti di produksi saat hujan juga berhenti.
Namun, aku tahu "walaupun kita gak bisa bersama (sisa) cintaku (untukku) selalu bersamamu"

☺☺☺


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: