Kenapa harus ada ‘dia’ setelah ada ‘kita’ dan merebut ‘kamu’ agar
menjadi ‘kalian’. Seharusnya aku cukup pandai untuk berhenti menyayangi lelaki
yang hanya berpura-pura menyayangiku.
“Sayang, bangun dong. Sudah jam
berapa nih?”suara mama membuat mata Viola terbuka. Sepertinya hari ini dia
tidak ingin sekolah dulu.
“Ma, aku ijin yah. Kepalaku
pusing banget.”ucap Viola lirih. Lalu mamanya memegan dahi Viola dan mendapati
badan anaknya itu panas.
“Ya ampun sayang, badan kamu
panas banget.”ucap mama Viola prihatin.”Yaudah, nanti ke rumah sakit ya
sayang.”ucap mama lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh Viola.
“Ya ma,”ucap Viola dengan nada
lemah.
Viola benar-benar tidak kuat
untuk bangun pagi ini. Badannya semua mengigil, kepalanya pusing. Rasanya
pingin muntah, dan perutnya mual sekali.
“Maghnya kambuh, terus sepertinya
Mbak Viola kecapean. Maklum ya bu, sudah kelas 9 biasa kegiatan di sekolah
pasti padat sekali. Istirahat aja dulu ya mbak, makannya nggak boleh
malas-malas,”jelas dokter penuh perhatian.
“Iya dok,”ucap Viola manut.
“Jangan iya-iya aja, memang tuh
dok, Viola malas banget makannya. Tolong vitamin nambah nafsu makannya ya
dok.”kata mama pada dokter.
***
“Yaelah ma, kayak anak kecil aja
pake vitamin nambah nafsu makan. Viola kan
uda gede,”protes Viola.
“Iya mama juga tau, kamu nggak
butuh vitamin ini.”kata mama tak peduli.
“Nah itu mama tau, terus kok
minta vitamin ini?”sambil mengangkat botol vitamin penambah nafsu makan.
“Ya mama tau kamu cuman butuh Rio buat nambah nafsu makan. Tapi kan
kalo ada vitamin ini paling nggak bisa ngereplace Rio ,
Vi.”ucap mama sambil terkekeh.
“Iss.”muka Viola memerah
seketika.
“Kamu lagi nggak temenan sama Rio ya, Vi?”tanya mama pada Viola.
“Nggak tau,”jawab Viola tidak
peduli.
“Jangan gitu dong sayang, Viola
nggak boleh nggak temenan gitu.”Viola minta maaf sama Rio
kalau Viola punya salah.”mama menasehati Viola.
“Tapi, Rio
ma yang jahat sama Viola.”protes Viola.
“Memang yang minta maaf harus
yang salah ya? Nggak kan ,
sayang?”mama menasehati Viola.
“Iya ma, iya.”Viola tidak peduli.
“Ayo dong sayang, jangan gitu.
Janji sama mama yah? Secepatnya minta maaf sama Rio .
Oke?”pinta mama pada Viola.
“Iya ma, Viola janji.”
“Nah itu baru anak mama.”ucap
mama sambil mengelus kepala Viola.
***
Seperti yang dikatakan mamanya
dan janji Viola. Viola meminta maaf pada Rio
ketika Viola sembuh.
“Rio ?”sapa
Viola ragu.
“Iya, Vi? Kenapa?”tanya Rio kaget mengetahui siapa yang menyapanya.
“Nggak, aku cuman mau minta
maaf.”ucap Viola.
“Minta maaf buat apa?”tanya Rio heran.
“Nggak tau, kalau aja aku punya
salah sama kamu,”jawab Viola.
“Nggak Vi, Violanggak salah.
Seharusnya aku yang minta maaf. Viola mau kan
maafin Rio ?”tanya Rio gores penyesalan
terlihat jelas di wajah Rio .
“Iya, Viola maafin.”kata Viola
sambil tersenyum.
“Beneran?”tanya Rio .
“Beneran dong.”ucap Viola yakin.
“Maafin Rio, karena sudah membawa
dia dan menghancurkan kita. Mengkhianati kita dan memilih dia. Tapi, Viola mau
percaya kan ? Rio masih sayang Viola.”ucap Rio
lirih.
Viola hanya menganggukan
kepalanya. Harus sampai kapan kamu
berpura-pura menyayangiku? Tanya Viola dalam hati. Aku bahagia dengan kebohongan ini, Rio .
Viola mengakui dalam hati.
Untuk dia yang menghancurkan
kita, bersiaplah dengan karmamu. Semoga kelak kamu diberi kesabaran lebih.
Karena cinta sejatimu, tidak akan meninggalkan orang yang dia sayangi hanya
demi kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar