Laman

Senin, 07 Mei 2012

Kalut (Part 3)


Kenapa harus ada ‘dia’ setelah ada ‘kita’ dan merebut ‘kamu’ agar menjadi ‘kalian’. Seharusnya aku cukup pandai untuk berhenti menyayangi lelaki yang hanya berpura-pura menyayangiku.

“Sayang, bangun dong. Sudah jam berapa nih?”suara mama membuat mata Viola terbuka. Sepertinya hari ini dia tidak ingin sekolah dulu.
“Ma, aku ijin yah. Kepalaku pusing banget.”ucap Viola lirih. Lalu mamanya memegan dahi Viola dan mendapati badan anaknya itu panas.
“Ya ampun sayang, badan kamu panas banget.”ucap mama Viola prihatin.”Yaudah, nanti ke rumah sakit ya sayang.”ucap mama lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh Viola.
“Ya ma,”ucap Viola dengan nada lemah.
Viola benar-benar tidak kuat untuk bangun pagi ini. Badannya semua mengigil, kepalanya pusing. Rasanya pingin muntah, dan perutnya mual sekali.
“Maghnya kambuh, terus sepertinya Mbak Viola kecapean. Maklum ya bu, sudah kelas 9 biasa kegiatan di sekolah pasti padat sekali. Istirahat aja dulu ya mbak, makannya nggak boleh malas-malas,”jelas dokter penuh perhatian.
“Iya dok,”ucap Viola manut.
“Jangan iya-iya aja, memang tuh dok, Viola malas banget makannya. Tolong vitamin nambah nafsu makannya ya dok.”kata mama pada dokter.
***
“Yaelah ma, kayak anak kecil aja pake vitamin nambah nafsu makan. Viola kan uda gede,”protes Viola.
“Iya mama juga tau, kamu nggak butuh vitamin ini.”kata mama tak peduli.
“Nah itu mama tau, terus kok minta vitamin ini?”sambil mengangkat botol vitamin penambah nafsu makan.
“Ya mama tau kamu cuman butuh Rio buat nambah nafsu makan. Tapi kan kalo ada vitamin ini paling nggak bisa ngereplace Rio, Vi.”ucap mama sambil terkekeh.
“Iss.”muka Viola memerah seketika.
“Kamu lagi nggak temenan sama Rio ya, Vi?”tanya mama pada Viola.
“Nggak tau,”jawab Viola tidak peduli.
“Jangan gitu dong sayang, Viola nggak boleh nggak temenan gitu.”Viola minta maaf sama Rio kalau Viola punya salah.”mama menasehati Viola.
“Tapi, Rio ma yang jahat sama Viola.”protes Viola.
“Memang yang minta maaf harus yang salah ya? Nggak kan, sayang?”mama menasehati Viola.
“Iya ma, iya.”Viola tidak peduli.
“Ayo dong sayang, jangan gitu. Janji sama mama yah? Secepatnya minta maaf sama Rio. Oke?”pinta mama pada Viola.
“Iya ma, Viola janji.”
“Nah itu baru anak mama.”ucap mama sambil mengelus kepala Viola.
***
Seperti yang dikatakan mamanya dan janji Viola. Viola meminta maaf pada Rio ketika Viola sembuh.
Rio?”sapa Viola ragu.
“Iya, Vi? Kenapa?”tanya Rio kaget mengetahui siapa yang menyapanya.
“Nggak, aku cuman mau minta maaf.”ucap Viola.
“Minta maaf buat apa?”tanya Rio heran.
“Nggak tau, kalau aja aku punya salah sama kamu,”jawab Viola.
“Nggak Vi, Violanggak salah. Seharusnya aku yang minta maaf. Viola mau kan maafin Rio?”tanya Rio gores penyesalan terlihat jelas di wajah Rio.
“Iya, Viola maafin.”kata Viola sambil tersenyum.
“Beneran?”tanya Rio.
“Beneran dong.”ucap Viola yakin.
“Maafin Rio, karena sudah membawa dia dan menghancurkan kita. Mengkhianati kita dan memilih dia. Tapi, Viola mau percaya kan? Rio masih sayang Viola.”ucap Rio lirih.
Viola hanya menganggukan kepalanya. Harus sampai kapan kamu berpura-pura menyayangiku? Tanya Viola dalam hati. Aku bahagia dengan kebohongan ini, Rio. Viola mengakui dalam hati.
Untuk dia yang menghancurkan kita, bersiaplah dengan karmamu. Semoga kelak kamu diberi kesabaran lebih. Karena cinta sejatimu, tidak akan meninggalkan orang yang dia sayangi hanya demi kamu.



Tidak ada komentar: