Ini sebenarnya kurang adil. Ya tapi aku tidak bisa menuntut apa-apa
karena kamu bukan Sang Themis. Mungkin ini satu-satunya cara untuk aku tetap
menyayangimu, dengan tetap berada disini bersama bayanganmu. Tanpa harus
memiliki wujudmu. Kamu tahu bukan? Cintak tidak harus selalu memiliki.
Saat ini perasaan Viola jauh
lebih membaik dari kemarin. Kondisinya juga tidak seperti hari-hari kemarin.
Hanya saja ada satu hal yang mengganjal pikirannya dan mengusik relung hati
paling dalam. Yaitu………
“Vi!”seorang teman Viola
mengagetkannya.
Viola yang terkejut langsung
menarik nafas panjang. “Fiuh, lain kali jangan ngagetin. Kenapa?”tanya Viola
dengan perasaan sedikit kesal.
“Iyaiya, maaf.”kata teman Viola
dengan nada menyesal. “Kamu sudah tau kabar terbaru belum, Vi?”tanya teman
Viola dengan antusias.
“Kabar terbaru apa? Tentang
siapa?”tapi respon Viola sangat datar.
Tanpa menghiraukan respon Viola
yang tak acuh teman Viola langsung menceritakan semua kabar yang dia anggap
penting untuk Viola. “Jadi ya, Vi ini kabar baik banget buat kamu. Good news
gitu deh.”temannya itu menarik nafas dalam lalu melanjutkan ceritanya. “Mantanmu,
itu si Rio . Baru aja putus. Kamu belum liat
status hubungannya di facebook? Katanya sih karena keputusan bersama. Tapi, si
cewek galau uterus tuh, Vi. Tau rasa deh dia sekarang.”teman Viola menunggu
respon Viola. “Vi? Kamu dengar aku kan ?”tanya
teman Viola sambil mengibaskan tangannya di depan muka Viola.
Viola teringat perkataan Rio semalam. Sekarang aku pikir uda saatnya aku hentikan
semua ini ketimbang makin menyakiti banyak orang. Jujur saja, Viola kurang
mengerti sama maksud perkataan Rio . Namun,
sekarang Viola paham apa yang dimaksudnya. Lalu? Apa maksud dari semua kejadian
beberapa bulan ini? Rasanya seperti terbangun dari mimpi buruk.
“Vi? Kamu dengar aku kan ?”suara dari
seseorang di depan Viola membubarkan semua lamunan Viola.
“Eh iya, maaf. Iya aku dengar
kok. Hehehe.”jawab Viola salah tingkah.
“Terus menurutmu gimana? Kabar bagus
kan ?”tanya
teman Viola tidak sabar menunggu jawaban dari Viola.
“Ah, no comment deh.”ucap Viola
sambil menjulurkan lidahnya. “Anyway, thanks loh ratu gosip infonya.”kata Viola
sambil terkekeh.
Viola melanjutkan lamunannya yang
sempat terhenti tadi. Mulai memikirkan lagi apa yang harus ia jawab. “Gini Vi,
aku tahu ini susah baut kamu. Tapi, aku pengen kita mulai cerita kita dari
awal.” Kalimat itu yang diucapkan Rio semalam.
Semudah itu? Tidak. Tidak akan semudah itu. Karena walau Viola menganggap semua
ini hanya mimpi buruk, tapi dia merasakan sakitnya. Jadi, tidak semudah itu.
Viola tersenyum pahit melihat
kenyataan karena apa yang terjadi bukan sebuah mimpi. Disaat dia sangat berharap semua hanya mimpi buruk. Dia benar-benar sudah dikhianati oleh
seseorang yang dia anggap entah apa namanya. Tapi, haruskah kesempatan
diberikan?
Sungguh sampai saat ini aku sangat membutuhkan wujud itu. Namun,
pilunya tak terkira. Aku menyayanginya sepenuh hatiku, tapi dia tidak. Haruskah
aku mempercayai orang telah menghancurkan janjinya sendiri? Sepertinya untuk
kali ini cintak tak harus memiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar