Laman

Rabu, 09 Mei 2012

Kalut (Part 4)


Ini sebenarnya kurang adil. Ya tapi aku tidak bisa menuntut apa-apa karena kamu bukan Sang Themis. Mungkin ini satu-satunya cara untuk aku tetap menyayangimu, dengan tetap berada disini bersama bayanganmu. Tanpa harus memiliki wujudmu. Kamu tahu bukan? Cintak tidak harus selalu memiliki.

Saat ini perasaan Viola jauh lebih membaik dari kemarin. Kondisinya juga tidak seperti hari-hari kemarin. Hanya saja ada satu hal yang mengganjal pikirannya dan mengusik relung hati paling dalam. Yaitu………
“Vi!”seorang teman Viola mengagetkannya.
Viola yang terkejut langsung menarik nafas panjang. “Fiuh, lain kali jangan ngagetin. Kenapa?”tanya Viola dengan perasaan sedikit kesal.
“Iyaiya, maaf.”kata teman Viola dengan nada menyesal. “Kamu sudah tau kabar terbaru belum, Vi?”tanya teman Viola dengan antusias.
“Kabar terbaru apa? Tentang siapa?”tapi respon Viola sangat datar.
Tanpa menghiraukan respon Viola yang tak acuh teman Viola langsung menceritakan semua kabar yang dia anggap penting untuk Viola. “Jadi ya, Vi ini kabar baik banget buat kamu. Good news gitu deh.”temannya itu menarik nafas dalam lalu melanjutkan ceritanya. “Mantanmu, itu si Rio. Baru aja putus. Kamu belum liat status hubungannya di facebook? Katanya sih karena keputusan bersama. Tapi, si cewek galau uterus tuh, Vi. Tau rasa deh dia sekarang.”teman Viola menunggu respon Viola. “Vi? Kamu dengar aku kan?”tanya teman Viola sambil mengibaskan tangannya di depan muka Viola.
Viola teringat perkataan Rio semalam. Sekarang aku pikir uda saatnya aku hentikan semua ini ketimbang makin menyakiti banyak orang. Jujur saja, Viola kurang mengerti sama maksud perkataan Rio. Namun, sekarang Viola paham apa yang dimaksudnya. Lalu? Apa maksud dari semua kejadian beberapa bulan ini? Rasanya seperti terbangun dari mimpi buruk.
“Vi? Kamu dengar aku kan?”suara dari seseorang di depan Viola membubarkan semua lamunan Viola.
“Eh iya, maaf. Iya aku dengar kok. Hehehe.”jawab Viola salah tingkah.
“Terus menurutmu gimana? Kabar bagus kan?”tanya teman Viola tidak sabar menunggu jawaban dari Viola.
“Ah, no comment deh.”ucap Viola sambil menjulurkan lidahnya. “Anyway, thanks loh ratu gosip infonya.”kata Viola sambil terkekeh.
Viola melanjutkan lamunannya yang sempat terhenti tadi. Mulai memikirkan lagi apa yang harus ia jawab. “Gini Vi, aku tahu ini susah baut kamu. Tapi, aku pengen kita mulai cerita kita dari awal.” Kalimat itu yang diucapkan Rio semalam. Semudah itu? Tidak. Tidak akan semudah itu. Karena walau Viola menganggap semua ini hanya mimpi buruk, tapi dia merasakan sakitnya. Jadi, tidak semudah itu.
Viola tersenyum pahit melihat kenyataan karena apa yang terjadi bukan sebuah mimpi. Disaat dia sangat berharap semua hanya mimpi buruk. Dia benar-benar sudah dikhianati oleh seseorang yang dia anggap entah apa namanya. Tapi, haruskah kesempatan diberikan?
Sungguh sampai saat ini aku sangat membutuhkan wujud itu. Namun, pilunya tak terkira. Aku menyayanginya sepenuh hatiku, tapi dia tidak. Haruskah aku mempercayai orang telah menghancurkan janjinya sendiri? Sepertinya untuk kali ini cintak tak harus memiliki.


Tidak ada komentar: