“Hal yang paling
miris adalah ketika orang yang dulu kamu kira sangat menyayangimu, dan sekarang
kamu sadari hanya berpura-pura menyayangimu.”
“Selesai,”Viola bernafas lega.
Akhirnya tugas artikel dari guru bahasa Indonesianya selesai. Dia yang dari
tadi nahan hasrat ingin buang air tidak kuasa lagi menahan. Dengan cepat iya
berlari ke WC. Tapi sesampainya di depan WC, Viola mendengar seseorang di
dalamya sedang berbincang.
“Iya tuh, seneng banget. Dih,
padahal juga cuman karena kasian aja makanya si Rio
sms gitu,”seketika itu juga air mata Viola meleleh keluar dari mata dan
membasahi pipinya. Setan. Teriaknya dalam hati. Aku nggak butuh dikasihani, aku
juga nggak butuh kalimat yang tidak ada isinya. Sampah. Sampai kapan pun aku
tidak akan ingin percaya lagi dengan omonganmu. Viola menyalahkan dirinya
sendiri karena telah mempercayai omongan Rio .
Tiba-tiba saja dua adik kelasnya
itu keluar dari WC. Dengan wajah kaget mereka menatap Viola yang mencoba
menutupi air mata yang baru saja menghujani pipinya. “Permisi,” dengan suara
tertahan di tenggorokan dan sedikit serak Viola mencoba sopan kepada dua adik
kelasnya itu. Lalu masuk ke dalam WC. Seketika hasratnya untuk buang air
hilang.
“Vi, barusan ngeluarin air dari
bawah apa dari mata?”tanya seorang teman Viola sambil terkekeh.
“Hah? Pipis lah,”Viola ngeles.
“Nggak usah boong, Vi. Itu mata
merah karak orang habis nangis. Mana ke WC lama banget.”Viola tidak menjawab
dan hanya tersenyum pada temannya. Pikirannya melayang pada perkataan yang di
dengarnya tadi di depan WC. Seakan masih
tidak terima, Viola megepalkan tinju dan memulukkan tangannya ke meja.
“Vi, kamu nggak apa-apa kan ya?”seorang temannya
menanyakan keadaan Viola.
“Eh, hehehe. Nggak apa-apa
kok.”Viola menjawab asal sambil tersenyum.
Teman-teman Viola hanya
mengangkat bahu. Mereka mengerti bahwa bukan saatnya buat menanyakan. Mungkin
suatu saat juga Viola akan menceritakan pada mereka. Sedangkan Viola masih saja
memikirkan perbicangan dua orang dalam WC tadi. Yah, aku tahu mungkin aku
pantas memang buat dikasihani, tapi aku nggak butuh dikasihani dengan
kebohongan. Seharusnya juga aku sadar Rio
nggak pernah sayang aku, dulu, dan sampai kapanpun. Viola memejamkan mata lalu
menumpuk kepalanya di atas kedua tangannya yang ia lipat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar