Laman

Sabtu, 27 Oktober 2012

Mobilitas Sosial

Do you ever feel stuck? I do. And always do. Do you ever feel tired to feel stuck? I don't cause I know its the right thing I do.

Pelajaran sosiologi lagi ngebahas tentang mobilitas sosial, ya semacam move on yang ilmiah gitu deh. Keren memang, jadi anak IPS itu emang gini, kita belajar tentang hidup, lingkungan, dan bahkan diri kita sendiri. Hal konkret yang sering dan bakal selalu terjadi dalam hidup kita.

Mobilitas itu punya makna berpindah, karena ada kata sosialnya berarti ya tidak jauh-jauh dari lingkungannya.

Kalian sudah tahu kemana arah pembicaraan ini akan bermuara? Yaps, move on. Move onnya kita anak gaul sama mobilitas sosial itu beda tipis.

Move on akan berhasil apabila ada keinginan, sama kayak mobilitas sosial. Bagaimana usaha seseorang untuk naik strata seberapa besar usahanya, itu yang akan menjadikan ia berhasil.

Namun..... Ada dua hal yang mesti diperhatikan.
The first is, seseorang tidak dapat berpindah ke posisi yang lebih baik jika memang tidak ada tempat untuknya. Contohnya sih seorang pengangguran yang sudah ngelamar kerja, tapi di perusahaan nggak ada tempat kosong buat dia, kan nggak bisa? Kalau kaitannya dengan move on apa qaqaa milaan.... *benerin kacamata* Jadi gini, kita punya keinginan buat move on, kita juga sudah usaha buat move on dan ternyata nggak ada hati buat kita move on. Alasannya dari yang paling miris karena nggak laku, sampai karena nggak ada tempat pas untuk berlabuh. Do you see what I mean?

The second is, dalam rangka berpindah ke posisi yang lebih baik setiap orang harus memiliki kemampuan untuk memasuki posisi tersebut. Contohnya apa ibu guluuu? Kalau ada seseorang tidak pernah ikut tes lalu ingin naik strata misalnya dari guru menjadi kepala sekolah, ya tidak akan bisa. Karena dianggap tidak mampu. Hubungannya dengan move on? Move on butuh kemampuan guys, dari kesiapan mental, hati, dan yang penting adalah bisa kah anda berhenti untuk tidak membayangi sosok di belakang anda. Buat seseorang ini hal mudah, tapi buat sebagian orang (kebetulan termasuk di dalam yang sebagian orang) kemampuan adalah faktor penghambat paling signifikan. Karena tanpa kemampuan kita nggak bisa apa-apa. :-)

So, stuck is the best way that I do. *block line*

Kalau tempatnya nggak ada, sudah nggak usah maksakan sudah move on. Karena segala sesuatu yang dipaksakan itu nggak baik adanya. Terus buat yang nggak memiliki kemampuan, jangan iri sama mereka yang jago, karena kemampuan untuk melupakan mantan itu beda-beda dan kemampuan mereka untuk menyayangi seseorang juga beda-beda. Semoga kalian paham.

Untuk penutup, satu lagu dari Raisa - Melangkah... Yang penting adalah, mantanmu nggak menyuramkan masa depanmu. Keep create your beautiful future, walaupun kamu masih berharap masalalumu akan menjadi masa depanmu.

"Kenapa mesti harus, kalau emang belum bisa, sudah jalani aja, semua itu relatif kok, semua akan indah pada waktunya." - someone 17thn hope you still remember it

Ttd, duta move on
Bontang, 25 oktober 2012

Miranti (Jomblo Paling Manis)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: