Kalau aku bilang aku kangen kamu. Kamu bakal lari dan bilang “aku juga
kangen kamu” nggak?
“Viola,”panggil Radit untuk
kesekian kalinya. Entah apa yang sedang berada di dalam kepala Viola. Sudah
hampir lima
menit dia melamun dan sama sekali nggak menghiraukan Radit.
“Hah? Apaa, Dit?”Viola tersentak kaget
mendengar suara Radit. Lamunannya seketika itu juga bubar.
“Gila. Ngelamunin apa woy? Segitu
seriusnya. Ckck,”tanya Radit heran melihat kelakuan sahabatnya akhir-akhir ini.
“Ehehehe. Nggak kok, Did. Kurang
tidur aja akhir-akhir ini,”jawab Viola ngeles.
“Oh gitu,”Radit mengangguk puas
dengan jawaban Viola, yang membuat perasaan Viola lebih lega. Bukan nggak tahu,
tapi Radit tahu pasti apa yang ada di kepala Viola sekarang. Mantan. Ya
bukannya memang itu yang selalu ada di dalam kepala Viola. Entah lem apa yang
sudah dipakai Rio buat nempel dirinya di dalam
dinding pikiran Viola.
***
Buat kesekian kalinya Viola nggak
bisa ngontrol pikirannya sendiri.
“Arrrggghhh! Bisa kali ntaran aja
nongolnya,”Viola bicara pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba saja ponsel Viola
bergetar. Diikuti detak jantungnya yang semakin kencang. Senyum Viola merekah
dan satu hal yang dia tahu sekarang bahwa dia bahagia.
Boleh jujur nggak? Jujur kalau aku kangen
banget sama kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar