Hooooaaam. Hem. Halo? Aku baru saja terbangun dari mimpi yang kurasa sangat panjang. Sampai rasanya badanku pun sangat lelah karena tertidur selama ini. Ya, tapi aku bukan snow white, aku terbangun bukan karena seorang pangeran menciumku. Arggh… Cerita itu terlalu indah untuk disamakan dengan cerita saat aku terbangun. Snow white terbangun dan ada seorang pangeran yang akan menikahinya. Aku terbangun bukan karena ciuman, karena mimpi itu telah berakhir, dan terbangun dengan kenyataan tak semanis itu, ini bukan hanya tidak manis, kenyataan ini pahit. Walau sungguh, aku pun tidak pernah merasakannya. Maksudku menjilat kenyataan ini. Hahaha. Kalimat itu hanya untuk menghiburku, ya kau tahu bukan aku bahkan tidak memiliki selera humor yang baik setelah aku terbangun dari mimpi ini. Ah, kau benar kawan, semangatku pun lenyap dimakan kesadaran ketikan ku terbangun.
Biarkan kuceritakan bagaimana mimpiku ini. Disuatu hari aku tertidur, aku memimpikan kehadiran sosok yang sangat amat kurindukan. Ya, kau tepat. Seseorang yang selalu ada dan entah sampai kapan akan berada disana, relung hati yang paling. Percakapan singkat yang menghasilkan sebuah kebahagiaan yang sangat amat kami rasakan. Entahlah, kami atau hanya aku, tapi dia mengakuinya. Oh ya, kami bahagia dapat dekat lagi seperti saat itu. Dalam mimpiku, ponselku selalu aku pegang kemana-mana sungguh tidak seperti sekarang saat aku telah terbangun. Ya, karena aku selalu menunggu sebuah pesan singkat darimu. Semua pesanmu itu, oh Tuhan. Dalam mimpiku bahkan pesan-pesan singkat itu dapat membuat senyumku merekah tiap hari. Tiap detik hanya sosok itu yang selalu menyita pikiranku, dan aku yakin sosok itupun juga melakukan hal ini. Ya kami nampak seperti seseorang yang baru saja jatuh cinta? Rindu kami pun tak pernah surut, tapi dapat sedikit kami kendalikan dengan pesan singkat yang selalu kami saling kirimkan.
Aku teringat suatu hari sosok itu mengirimkan pesan singkat yang berisikan “Walaupun kita gak bisa bersama tetapi cintaku selalu bersamamu.” dan kalimat itu masih teringat dalam benakku layaknya lembaran foto. Entah lah, kalimat itu mungkin tidak apa-apanya kalau hanya sebuah gombal biasa. Tapi, ya ini hanya sebuah harapan, aku harap itu tulus, ya aku harap. Aku tersenyum kecil ketika membaca pesan singkat itu, dengan sedikit perasaan ragu, aku mulai mempercayai kalima tersebut. Hari-hariku sungguh penuh kebahagiaan dalam mimpiku itu.
Namun ketika sebuah kalimat yang tiba-tiba saja membuatku berhenti bernafas beberapa detik itu. “Bisa bantu aku? Untuk meyakinkannya aku menyukainya?” seperti itu kira-kira kalimat itu tertulis. Dengan sebuah senyum yang terpaksa aku tunjukan setelah membaca pesan itu, dalam hati aku berkata, “seandainya hal itu dapat membuatmu bahagia, sungguh akan kulakukan, tapi walaupun kenyataan hal itu memang dapat membuatmu bahagia, sungguh aku tidak kuat untuk melakukannya.” “kau berhasil membuatku bersedih,” gumamku saat itu. Mulai saat itu aku takut terbangun dari mimpi ini dan melihat kenyataan. Aku sangat takut, dan aku mencoba untuk tetap tepenjam dan tidak menghiraukan hal ini, walau kau tahu ini sama sekali tidak berhasil. Aku masih sangat ketakutan.
Hari ulang tahunku, semoga saja dia akan memberikanku ya ucapan. Aku mencoba bersabar, sampai akhirnya sosok itu mengirimkan sebuah pesan singkat, “…ku doain cepet dapet cowok,” entah apa yang membuatku yang ada semakin kecewa membacanya. Jadi? Sepertinya kenyataan semakin dekat denganku, mimpi ini akan segera berakhir. Dan ketika kamu mengatakan, “sepertinya kamu sudah tidak membutuhkanku lagi, sekali lagi selamat ulang tahun, enjoy with ur life,” yah sosok itu membuat air mata mengalir di hari ulang tahunku. Aku kacau, dan aku rasa kenyataan semakin dekat lagi. “Kau tidak tahu, ya kau tidak tahu,” gumamku dalam hati.
Saat itu mimpi itu masih tetap berjalan, tapi aku masih belum terbangun. Ya, aku masih belum sanggup terbangun. Sekarang, aku merasakan sedikit kerinduan yang mengganjal di hati. Sampai akhirnya kabar buruk menghampiriku dan sukses membuatku kepo. Ah, maksudku, aku sangat khawatir dengan keadaannya. Konyol, dan aku tidak berani menanyakan hal itu padanya.
Ah sudah! Lain kali akan kulanjutkan bagaimana mimpi itu berakhir! Badanku masih lelah karena mimpi yang terlalu lama ini. Hoaaam. Jangan, aku harap aku tidak tertidur dan mencoba bermimpi lagi.
sincerely, dreamer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar