Rasanya ingin cepat-cepat aku lenyap dari pandangan kalian. Sungguh tak tertahankan lagi rasa malu melihat kalian. Tunggu sebentar, seharusnya dia yang malu bertemu dengan ku. hahaha. Tak tau lah, rasanya aku cukup malu. Tau apa, aku tau lah kalimat-kalimat yang dia katakan pada kalian. Dia jelek-jelekin aku kan depan kalian? Ya dengan kata lain aku ini difitnah.
Dulu aku nggak begitu dendam ya sama kamu. Tapi ngeliat kelakuan mu yang makin hari makin jadi, rasanya nggak kuasa batin ku. Sesak dada ku woooy ngeliat perempuan itu iya perempuan yang menjadi alasan mu. Kita banyak cerita, dan cukup lah tanpa ia beri tau bagaimana perasaannya saja aku mengerti dan sangat tau. Karena aku rasa!
Seharusnya dia itu nggak sakit hati, nggak tersiksa. Seharusnya dia sekarang bahagia dan seharusnya dia mungkin nggak pernah kenal kamu. Seharusnya aku itu dulu nggak egois, dan jadi seperti apa yang kamu mau, itu mungkin jauh lebih baik. Jadi, mungkin kita masih bisa merangkai cerita sampai sekarang dan sampai akhir hari dimana kita harus berhenti menginjakkan kaki di smp.
Ya, benar sekali ujung-ujungnya aku lagi yang salah. Ya lah aku tau, nyalahin kamu dia atau siapa pun juga hal yang salah, lebih baik aku intropeksi diri dan ya aku yang salah! Ya seperti apa yang kamu mau deh, aku yang salah. Kamu nggak, oke fine aku bisa terima. Emang nggak pantes aku kenal kalian? Ya kan? Lantas apa yang kamu mau? Aku menderita? Iya? Oke aku sudah menjalaninya, tapi aku tidak bisa terlalu lama menjalani hal itu. Jadi, tolong mengertilah.
Tau nggak rasanya nangis bersalah? Itu nyesek banget loh. Ketika aku ngerasa bersalah, dan aku tau kamu upset banget sama aku. Aku bener-bener nyesel dan udah nggak tau harus gimana selain bilang maaf maaf maaf. Itu sakit sekali loh. Dan tau jauh lebih sakit waktu aku baca kalimat sms mu yang seperti ini “Selama ini aku yang nyakitin kamu”. How shit it is boi? Kamu tau aku udah buang air mata ku sia-sia. Nangisin apa aku malam itu kalau ujung-ujungnya kayak gini?
Udah lah, aku cuman nggak sampai hati kalau harus ngeliat perempuan itu bersedih karena mu sayang. Dia mungkin tak seperti ku, dan tentunya aku juga tak sepertinya. Aku bisa tampak tegar dengan cara ku, tapi dia tidak. Aku sungguh menyesal membuatnya masuk dalam belenggu penjara ketidak adilan ini. Sungguh, kalau saja aku bisa seadil Tuhan mungkin aku akan melakukannya.
Tapi apa daya, aku ini manusia biasa kok. Hey! See it! This from my note book! Just to make you remember about something. If still keep it, may you lying. But if you don’t well, this just bullshit. Oke, it’s o-k-a-y. *maaffotonyamaytoofrontal*
Jangan salahkan dia yang hanya berjanji, karena engkau yang memilih mempercayai janji-janji kosongnya
Jika engkau tegas menuntut pemenuhan janji,dia tak akan berani berjanji kosong yang hanya akan melukaimu.
-Mario Teguh
done ya, enough for a little scream from my heart.
xoxo, miran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar