Lebih baik ku biarkan diri ini sendiri
Lebih baik ku biarkan diri ini kesepian
Ku tau, ku sadar, dan ku paham
Aku sama sekali tak pantas untuk bahagia bersamanya
“Kak, jadi tidur di pondok nenek?”tanya papa.
“Jadi doong pa, ayook pergi,”ajak Ara
Malam minggu ini Ara habiskan waktunya bersama keluarga. Kebetulan di rumah cuman bertiga, adeknya sedang pergi keluar kota bersama omnya. Ya akhir-akhir ini setelah putus dari pacarnya, dia lebih sering menghabiskan waktu di rumah. Sekedar bantu mama motong sayur di dapur, nonton film bareng papa, atau bercanda sama keluarga. Waktu yang tersisa setelah sibuk belajar di sekolah dia habiskan bersama keluarganya. Tampaknya ia mulai terbiasa dengan hal itu, dan kelihatan sekali dia tampak bahagia sekarang.
“Assalamualaikum,”Ara memberi salam sambil mengetuk pintu.
“Waalaikumsalam,” jawab nenek sambil membukakan pintu.
“Aku mau tidur disini ya nek, hehehe. Di rumah sepi nggak ada yang bisa diajak berantem sih,” kata Ara pada neneknya.
“Yaudah, tidur aja sini,”jawanb nenek.
Setelah dia makan-makan dan duduk-duduk di teras pondok neneknya. Ngantuk pun menyergapnya. Ia pun langsung pergi ke kamar untuk tidur. Waktu sudah menunjukan hari sudah malam, jarum jam sudah mengarah pada angka 10. “Pantas sudah lewat dari jam tidur ku yang biasa” katanya dalam hati. Ia pun mulai tertidur lelap. Dua jam kemudian ia mendengar suara hpnya berdering segera ia angkat telfon itu, dia teringat janjinya untuk menemani Aziz sahabatnya begadang mala mini.
“Iya ziz, kenapa? Ngantuk banget nih,”tanya Ara
“Ra, aku sayang sama kamu,”kata Aziz
“Iya aku juga kok ziz, hoaaam,” jawab Ara sambil menguap
“Ra, cewek yang aku ceritain yang aku bilang mau aku tembak itu kamu. Mau nggak?” tanya Aziz, Rara pun langsung kaget.
“Apa? Astaga, tapi kamu tau sendiri aku baru putus ya nggak baru sih, tapi aku masih sayang sama dia, aku nggak mau cuman jadiin kamu pelampiasan dan akhirnya sama lagi aku nyakitin orang yang sayang sama aku, nggak mau ahh ziz” jawab Ara.
“Yah,”Aziz kecewa.
“Maafin aku, tapi aku lebih nyaman sahabatan sama kamu, terima kan ya?” Ara merasa bersalah.
“Iya Ara, nggak apa-apa kok, aku maklum,”jawab Aziz sedikit membuat Ara lega
“Yauda deh, bobo gih udah malam,”kata Ara
“Sip bos,”jawab Aziz yang langsung memutuskan telfon.
Imipian semua orang bisa jadian pas tanggal 10 bulan 10 tahun 2010 pas jam 00:00. Kurang apa bagusnya itu tanggal, sempurna banget. Tapi di mata Ara, dia belum bisa berubah jadi seorang yang lebih baik, yang bisa menghargai perasaan seorang laki-laki. Dan menjadi seseorang yang tidak selalu menyia-nyiakan orang yang menyayanginya. Ia sadar betul akan kekurangannya itu. Dia pikir lebih baik ngejomblo kesepian, ketimbang pacaran dan hanya bisa menyakiti perasaan pasangannya.
Lagi pula dia masih terlalu sayang sama mantannya dan nggak adil kalau dia nerima Aziz cuman untuk pelampiasan saja. Cukup itu terakhir kalinya dia menyakiti perasaan orang sebaik mantannya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar